Yngwie Johan Malmsteen,
siapa sih yang gak ngeh dengan nama itu, apalagi buat pencinta musik
dan permainan gitar yang memukau. Sebenarnya, dia hanya seorang manusia
biasa, sama biasanya dengan kita semua, tapi dengan talenta yang sangat
hebat, khususnya maenin gitar dan tidak kalah dengan talenta yang
dimiliki oleh
Jimi Hendrix,
yang ampe saat ini tenar sebagai pelopor permainan gitar modern. Oh ya,
ada satu quote yang menarik yang di tempelin di website resmi-nya
Yngwie Malmsteen, “
The day Jimi Hendrix died, the guitar-playing Malmsteen was born“.
Sedikit
flashback ke belakang, dulu waktu belum sama sekali ngeh dengan Yngwie, aku udah cukup sering dengerin lagu-lagu klasik di maenin di televisi, di radio, dan juga di tape recorder tua milik Papa, yang suara-nya udah mulai mendayu-dayu bagai musik melayu karena
head-nya udah
mulai lemah. Apalagi salah satu nomor dari
Johann Sebastian Bach ”Air” From Orchestral Suite No.3 yang merupakan salah satu nomor kesukaan-ku, juga
Eine Kleine Nachtmusik -nya
Wolfgang Amadeus Mozart, dan beberapa lagu lain-nya (kalau mo denger bisa ke
link ini), pokok-nya tiada hari tanpa musik klasik, selain rock ‘n roll dan blues, yang juga musik kegemaran Papa.
Heran juga sih kok Papa gak jadi pemusik aja yaks?Giliran aku masa
remajaakil balig
, dan aku udah mulai demen yang namanya gitar, dan lagi seneng-senengnya dengan permainan gitar
Ritchie Blackmore dan
Eddie Van Halen, dimasa inilah aku mendengar untuk pertama kali-nya musik klasik yang aneh, unik, menarik, kenceng, tapi indah waktu lagi
nangkringnongkrong
dengan temen-temen di studio band, bener-bener bingung waktu itu dan
terus terang gak yakin kalau itu emang musik klasik. Sontak, aku
langsung tanya ke orang yang muterin, kalau tidak salah judul-nya “
Vivace” yang diputer ama bang
Yayak, temen-ku, seorang gitaris top di kota-ku, yang waktu gitaris
Mr.Big-
Paul Gilbertdateng ke kota-ku, dia jadi gitaris pembuka. Usut punya usut, musik ini
dimaenin ama orang yang waktu itu menurut-ku namanya aneh, nama kok
Yngwie Malmsteen gitchu lho, gak jelas itu orang dari mana. Belon lagi dengan bahasa
asing-ku yang belepotan makin susah kan aku ngeja nama yang satu ini. Kalau mo denger prolog lagu-nya bisa
klik pada link iniDasar emang udah demen sama musik klasik, mulai aku cari tahu keberadaan musik yang dimainkan
Yngwie Malmsteen ini, dan akhir-nya nemu kalau genre yang di-usung-nya itu namanya
Neo-Classical Metal,
<blockquote>
sebuah aliran musik pecahan dari heavy metal yang
menggunakan komposisi dan elemen-elemen musik klasik sebagai dasar,
kemudian dibumbui dengan tekhnik improvisasi yang menekankan pada
kecepatan dan ketepatan tempo.</blockquote>
Satu Kata
Hebat !!!. Komposisi musik klasik yang
biasanya dimainkan dengan tempo yang berubah-ubah dan njelimet,
dimainkan dengan sangat indah-nya lewat permainan jari-jemari-nya di
atas
fretboard gitar, pantas aja dia dijuluki sebagai si “
Jari Setan”
di dunita per-gitar-an, karena berdasarkan hasil survey, kecepatan dan
ketepatan-nya dalam memainkan nada-nada dengan gitar belum ada yang
menyamain ampe sekarang. Katanya sih dia punya formula untuk tekhnik
arpeggio-nya yang dikenal dengan tekhnik
shred, sayang-nya ampe hari ini, otak-ku masih belum mampu untuk memahami formula tersebut
Dari situlah perburuan-ku dengan lagu-lagu-nya
Yngwie tepat dimulai, dan mulai paham dan ngeh bahwa ternyata ohhh yang namanya
Neo-Classical Metal itu ternyata seperti ini. Beberapa nomor yang bikin aku gregetan dan bikin darah mendesir tiap kali denger lagu dari
Yngwie Malmsteen ini adalah:
<blockquote>
- Carry On Wayward Son - Album Inspiration
- Overture 1383 - Album Rising Force Marching Out
- Faster Than The Speed Of Light - Odyssey
- Blitzkrieg - Album Rising Force Alchemy
- Like an angel (For april) - Album Facing The Animal
</blockquote>
Sangat, sangat pantas kalau aku julukin dia sebagai legenda baru musik klasik yang gak kalah dengan
Johan Sebastian Bach,
Wolfgang Amadeus Mozart, atau
Johann Strausssekalipun, dengan kemampuan-nya menggabungkan komposisi musik klasik
yang secara komposisi sangat kompleks, dengan permainan gitar modern.
Dan bukan, bukan hanya permainan gitar-nya saja yang keren, lirik-lirik
dari lagu yang diciptakan-nya sendiri juga penuh dengan makna yang dalam
<blockquote>Ini aku kutipkan lirik dari lagu-nya yang berjudul I’m My Own Enemy dari album Fire and Ice:
From now on I’m dancing with myself
To the sound of a blue and broken string
Left behind with a dust upon a shelf
The remains of a long forgotten song
All that we had but now again
I stand alone all love has an end
You cannot see this is my destiny
I’m my own enemy
In my life there wsw no-one like you
You cannot see this is my reality
I’m my own enemy
In my life there was no’one like you
From now on I’m sleeping with my shadow
In the night my thoughts can be my own
All the pain and all this endless sorrow
I miss you more than I will ever know
Holding you never again
It cannot be all love has an end
You cannot see this is my destiny
I’m my own enemy
In my life there was no-one like you
You cannot see this is my reality
I’m my own enemy
In my life there was no’one like you
Now I know there is no-one tha is waiting
At the end of that long and widing road
Memories in the dead of night are calling
All the way I carry on my heavy load
All that we had but now again
I stand alone all love has an end
You cannot see this is my destiny
I’m my own enemy
In my life there was no-one like you
You cannot see this is my reality
I’m my own enemy
In my life there was no’one like you </blockquote>
Yngwie juga tidak segan-segan mengakui bahwa,
Jimi Hendrix adalah salah satu inspirator-nya dalam bermain gitar, ini dibuktikan-nya dengan memainkan salah satu nomor dari Jimi,
Spanish Castle Magic pada album
Inspiration-nya, kebayang-kan gimana seorang maestro
Neo-Classical Metal, ngemaenin blues dengan style-nya sendiri.